Dior Dior Dior

Surakarta Dinilai Rawan Perdagangan Narkoba, BNNK Beri Penjelasan

Dior

Apa Kabar Surakarta – Kota Surakarta kembali menjadi sorotan publik setelah Wali Kota Respati Ardi menyebut daerahnya rawan perdagangan narkoba. Pernyataan itu memicu perhatian karena menurut data BNN Provinsi Jawa Tengah, penyalahgunaan narkoba di Kota Bengawan lebih banyak didominasi oleh perdagangan dibanding sekadar pemakaian.

Waspada Peredaran Narkoba di Solo Raya, BNN Gandeng Bea Cukai Awasi Jasa Paket
Surakarta Dinilai Rawan Perdagangan Narkoba, BNNK Beri Penjelasan

Klarifikasi BNNK Surakarta

Menanggapi hal tersebut, Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Surakarta, I Gede Nakti Widhiarta, memberikan penjelasan berbeda. Ia menegaskan bahwa berdasarkan pengungkapan kasus selama ini, justru pemakai narkoba yang lebih banyak tertangkap dibanding pengedar.

Dior

“Rata-rata yang ditangkap itu pemakai. Mereka membeli barangnya melalui media sosial. Jadi kalau dibilang peredaran atau penjualannya tinggi, itu belum sepenuhnya tepat. Justru yang menonjol di Surakarta adalah konsumennya,” jelas I Gede, Selasa (19/8/2025).

Baca Juga : Kota Solo Dianggap Tinggi dalam Penjualan Narkoba daripada Pemakai


Data Kasus Narkoba di Surakarta

BNNK Surakarta mencatat, sepanjang Januari hingga Agustus 2025, ada 70 kasus penyalahgunaan narkoba yang berhasil diungkap. Data tersebut mengacu pada hasil penindakan Polresta Surakarta.

“Berdasarkan data pengungkapan dari Polresta Surakarta, sepanjang delapan bulan terakhir sudah ada 70 kasus. Mayoritas yang ditangkap adalah pemakai, bukan pengedar,” tambahnya.

Fakta ini menunjukkan bahwa meskipun peredaran narkoba tetap menjadi ancaman, jumlah pengguna yang terjaring lebih dominan.


Upaya Pencegahan dan Penanggulangan

BNNK Surakarta menegaskan komitmennya dalam menekan penyalahgunaan narkoba melalui tiga strategi utama: pencegahan, penegakan hukum, dan rehabilitasi. Ketiganya dijalankan secara beriringan agar masalah narkoba tidak hanya ditangani dari sisi penindakan, tetapi juga pencegahan dan pemulihan korban.

Salah satu program yang terus digalakkan adalah Kelurahan Bersih Narkoba (Bersinar). Hingga saat ini, ada tiga kelurahan yang menjadi fokus BNNK Surakarta, yakni Mojosongo, Bumi, dan Karangasem. Melalui program ini, masyarakat diedukasi tentang bahaya narkoba sekaligus diberdayakan untuk ikut mencegah peredarannya di lingkungan masing-masing.


Harapan dan Tantangan

Meski berbagai upaya sudah dilakukan, tantangan besar tetap ada. Peredaran narkoba kini banyak memanfaatkan teknologi, khususnya media sosial, untuk transaksi. Hal ini membuat aparat harus bekerja lebih ekstra dalam melakukan pengawasan dan penindakan.

“Pengedar maupun pemakai sekarang lebih banyak bertransaksi secara online, jadi pola pengungkapannya juga harus menyesuaikan. Kita berkomitmen memperkuat kerja sama dengan kepolisian, pemerintah daerah, serta masyarakat,” ujar I Gede.

BNNK Surakarta berharap masyarakat ikut berperan aktif dalam pencegahan. Kesadaran bersama dinilai penting agar Surakarta benar-benar bisa terbebas dari ancaman narkoba.

Dior