Apa Kabar Surakarta – Aksi unjuk rasa besar yang berlangsung di Kota Solo beberapa waktu lalu meninggalkan dampak signifikan. Berdasarkan data sementara dari Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, total kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan fasilitas umum, perkantoran, dan sarana transportasi mencapai Rp13 miliar. Angka tersebut diperkirakan masih bisa bertambah seiring proses pendataan yang dilakukan oleh tim gabungan.

Sejumlah fasilitas yang rusak meliputi lampu penerangan jalan, halte bus, pagar kantor pemerintahan, hingga taman kota. Selain itu, beberapa kendaraan dinas mengalami kerusakan akibat lemparan benda keras saat aksi berlangsung.
Perdagangan dan Transportasi Ikut Terdampak
Tidak hanya fasilitas publik, kegiatan perekonomian warga Solo juga terdampak. Beberapa pusat perbelanjaan dan toko terpaksa tutup lebih awal karena khawatir menjadi sasaran kericuhan. Kerugian dari sektor perdagangan ditaksir mencapai miliaran rupiah.
Sementara itu, layanan transportasi umum sempat lumpuh akibat pengalihan arus lalu lintas dan adanya blokade jalan oleh massa aksi. Kondisi ini menambah kerugian, terutama bagi pelaku usaha kecil yang mengandalkan distribusi barang harian.
Baca Juga : Tokoh PDI-P Ajak Masyarakat Sampaikan Aspirasi Tanpa Merusak Solo
Evaluasi Pengamanan Aksi
Wali Kota Solo menyampaikan keprihatinan mendalam atas kerugian yang ditimbulkan. Ia menegaskan bahwa aspirasi masyarakat tetap dihargai, namun harus disampaikan dengan cara damai tanpa merusak fasilitas umum yang menjadi milik bersama.
“Kami sudah instruksikan jajaran terkait untuk segera memperbaiki fasilitas yang rusak agar masyarakat tidak terlalu lama merasakan dampaknya. Namun, kami juga akan melakukan evaluasi agar peristiwa serupa tidak terulang,” ujar Wali Kota.
Polresta Surakarta sendiri telah mengamankan sejumlah orang yang diduga menjadi provokator kericuhan. Proses hukum akan dilanjutkan untuk memberikan efek jera bagi pihak-pihak yang merusak fasilitas negara.
Upaya Pemulihan dan Harapan Warga
Pasca-demo, Pemkot Solo mulai mengalokasikan anggaran darurat untuk memperbaiki fasilitas umum. Pemerintah juga menggandeng pihak swasta dan komunitas masyarakat dalam aksi gotong royong membersihkan area yang terdampak.
Warga berharap pemulihan bisa berjalan cepat agar aktivitas kembali normal. Mereka juga meminta agar aksi unjuk rasa ke depan lebih mengedepankan dialog konstruktif, bukan tindakan anarkis.
“Kalau mau menyampaikan pendapat silakan, tapi jangan sampai merugikan masyarakat luas. Kerusakan ini ujung-ujungnya kami juga yang menanggung,” ujar salah seorang warga Solo.






