Dior Dior Dior

Main Roblox Dilarang, Guru dan Orang Tua di Solo Soroti Plus-Minusnya

Dior

Apa Kabar Surakarta Larangan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti terhadap gim Roblox memicu tanggapan beragam dari kalangan guru dan orang tua di Kota Solo. Meskipun gim asal Amerika Serikat itu dinilai memiliki unsur kekerasan, sejumlah pihak menganggap pelarangan semata bukan solusi utama.

Kepala SMPN 3 Solo, Kucisti Ike Retnaningtyas Suryo Putro, menilai Roblox punya dua sisi: positif dan negatif. Di satu sisi, gim ini dapat mengasah kreativitas, daya pikir kritis, serta jiwa kompetitif anak. Namun di sisi lain, beberapa konten mengandung unsur kekerasan yang berpotensi ditiru oleh anak-anak.

Dior

“Kita tidak bisa hanya melarang. Anak-anak Gen Alpha perlu pendekatan persuasif, bukan instruksi semata. Yang lebih penting adalah mendampingi dan mengarahkan mereka,” ujar Kucisti, Rabu (6/8/2025).

Main Roblox Dilarang, Guru dan Ortu di Solo Ungkap Dampak Positif dan Negatifnya - Espos.id | Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia
Main Roblox Dilarang, Guru dan Orang Tua di Solo Soroti Plus-Minusnya

Sekolahnya telah melarang siswa membawa gawai ke sekolah, kecuali untuk kegiatan belajar tertentu. Selain itu, literasi digital seperti bahaya cyberbullying, pornografi, dan kekerasan juga diintegrasikan ke dalam mata pelajaran.

Baca Juga : Razia Angkutan Barang di Solo, 21 Kendaraan Ketahuan Uji Kirnya Kedaluwarsa

Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara sekolah, keluarga, dan lingkungan sebagai tripusat pendidikan. Jika sekolah sudah memberi bekal literasi digital, maka keluarga dan lingkungan juga harus mendukung agar anak tidak terpapar konten negatif.

Jangan Hanya Dilarang, Edukasi Anak Penting

Sementara itu, orang tua sekaligus Kepala SDN Nayu Barat 2 Solo, Wahyu Ratnawati, memiliki pandangan serupa. Ia membolehkan anaknya yang duduk di kelas IV SD bermain Roblox, dengan pengawasan ketat.

“Bagi saya, gim ini seperti dua mata pisau. Kalau didampingi, anak bisa belajar komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Tapi kita juga harus tahu gim mana yang pantas dimainkan anak, makanya orang tua juga harus melek digital,” ungkap Wahyu.

Ia berharap pemerintah lebih tegas mengatur klasifikasi gim yang layak dikonsumsi anak dan mendorong lahirnya gim lokal yang edukatif dan aman.

Putranya, Aprilio, 11 tahun, mengaku sudah setahun bermain Roblox. Ia menyukai gim bertema lokal seperti Pacu Jalur dan mengaku belum pernah menjumpai adegan kekerasan selama bermain.

Mendikdasmen sendiri menilai siswa SD belum mampu membedakan antara realitas dan fiksi. Oleh sebab itu, ia melarang gim seperti Roblox yang mengandung kekerasan demi mencegah anak meniru adegan yang tidak pantas.

Namun para guru dan orang tua sepakat bahwa solusi terbaik bukan sekadar pelarangan, melainkan edukasi dan pendampingan aktif yang menyeluruh.

Dior