Apa Kabar Surakarta – Pemerintah Kota (Pemkot) Solo kini tidak hanya fokus menurunkan angka stunting, tetapi juga menaruh perhatian serius terhadap lonjakan kasus obesitas di kalangan penduduk. Wakil Wali Kota Solo, Astrid Widayani, menegaskan bahwa tren peningkatan berat badan berlebih dan obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat yang perlu segera diatasi.
Berbicara di sela kunjungan ke Kecamatan Laweyan, Senin (4/8/2025), Astrid menyampaikan bahwa Pemkot Solo bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah membahas strategi pencegahan obesitas melalui kontrol konsumsi gula dan kalori.
“Kami tengah mewacanakan pelabelan khusus untuk mengontrol konsumsi gula dan kalori. Ini penting untuk mencegah diabetes dan obesitas di masyarakat,” jelas Astrid kepada wartawan.
Lonjakan angka obesitas di Solo juga mendapat sorotan luas usai meninggalnya seorang perempuan obesitas dengan bobot 208 kg. Warga Jagalan, Kecamatan Jebres itu, sempat mendapatkan penanganan darurat sebelum akhirnya wafat dan dimakamkan dengan bantuan tim gabungan Damkar dan BPBD Kota Solo menggunakan peralatan khusus evakuasi.

Prevalensi Obesitas Terus Naik
Data Pemkot Solo melalui Dokumen Tematik Ekonomi Makro (Cerdas Pangan) menunjukkan bahwa prevalensi obesitas di Surakarta meningkat dari 1,56% pada 2020 menjadi 2,3% pada 2021. Kenaikan ini mencerminkan adanya pola konsumsi tidak sehat yang mulai mengakar dalam gaya hidup masyarakat urban.
Baca Juga : Respati Tak Melarang Pengibaran Bendera One Piece, Malah Bilang Keren
Berikut rincian data prevalensi obesitas usia di atas 18 tahun di Kota Solo:
-
2017: 1,74%
-
2018: 1,54%
-
2019: 2,57%
-
2020: 1,56%
-
2021: 2,3%
Sayangnya, belum tersedia data terbaru pasca-2021 yang bisa diakses publik. Namun, merujuk Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, proporsi obesitas di Jawa Tengah mencapai 22,5%, mengindikasikan bahwa Solo sebagai bagian dari provinsi ini turut mengalami risiko serupa.
Arah Kebijakan: Konsumsi Aman dan Gaya Hidup Sehat
Pemerintah melalui Dinas Kesehatan dan instansi terkait akan terus menggalakkan edukasi konsumsi aman dan gaya hidup sehat. Termasuk pengawasan produk makanan dengan kadar gula dan lemak tinggi.
“Obesitas bukan hanya soal penampilan, tapi menyangkut kualitas hidup, risiko penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi,” kata Astrid.
Pemkot juga mengimbau masyarakat untuk lebih aktif secara fisik, menjaga pola makan. Serta memanfaatkan layanan cek kesehatan gratis yang tersedia di puskesmas dan rumah sakit daerah.






