Apa Kabar Surakarta – Gelombang aksi menolak segala bentuk anarkisme mulai menggaung di Kota Solo. Sejumlah elemen masyarakat, mulai dari pelajar, mahasiswa, komunitas seni, hingga tokoh agama, turun ke jalan menyuarakan pesan damai. Aksi yang digelar di Bundaran Gladag ini berlangsung dengan tertib, penuh semangat persaudaraan, dan jauh dari kericuhan.
Para peserta membawa poster bertuliskan ajakan menjaga persatuan dan menolak kekerasan dalam bentuk apapun. Mereka berharap, Solo tetap menjadi kota yang aman, nyaman, dan harmonis bagi seluruh warganya.

Respon Pemerintah dan Aparat
Wali Kota Solo memberikan apresiasi terhadap inisiatif masyarakat yang menggelar aksi damai tersebut. Ia menegaskan bahwa aspirasi warga merupakan energi positif dalam menjaga ketertiban kota. “Kami sangat mendukung gerakan moral ini. Solo harus terus dikenal sebagai kota budaya yang menjunjung tinggi nilai damai,” katanya.
Kapolresta Solo juga menurunkan personel untuk mengawal jalannya aksi. Namun, kehadiran aparat bukan untuk membatasi, melainkan memastikan kegiatan berjalan tertib. “Kami senang melihat warga menyalurkan aspirasi dengan damai dan kreatif,” ujar Kapolresta.
Baca Juga : Jaga Kondusifitas, Forkopimda-Tokoh Lintas Patroli Skala Besar
Keterlibatan Generasi Muda
Yang menarik, aksi ini mayoritas generasi muda, khususnya mahasiswa dan pelajar SMA. Mereka menampilkan orasi, pembacaan puisi, hingga pertunjukan musik jalanan sebagai ekspresi menolak anarkisme. Bagi mereka, gerakan ini bukan sekadar simbolik, melainkan komitmen untuk menjaga masa depan Solo tetap kondusif.
Seorang peserta, Dina (19), menyampaikan bahwa aksi damai ini adalah cara anak muda menyampaikan pesan bahwa perubahan bisa kita lakukan tanpa kekerasan. “Kami ingin tunjukkan kalau suara generasi muda bisa disalurkan lewat kreativitas, bukan lewat amarah,” ucapnya.
Pesan Persatuan untuk Semua
Aksi tolak anarkisme di Solo menjadi momentum penting untuk mengingatkan seluruh lapisan masyarakat bahwa perbedaan pendapat tidak boleh berujung pada kericuhan. Dialog, musyawarah, dan kreativitas harus menjadi jalan utama dalam menyelesaikan masalah bersama.
Dengan semangat gotong royong, warga Solo berkomitmen menjaga kedamaian kota. Mereka percaya, persatuan dan ketertiban adalah modal utama untuk mewujudkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.






